Forum Ortax › Forums › Akuntansi Pajak › pengakuan harga perolehan
rekan2 misalnya ada pembelian mesin2 u kep pabrik senilai $700 nah di faktur pajak tertera dpp $700 dan ppn $ 70 dengan kurs kmk misalnya 9.150 jadi dpp = 6.405.000 dan ppn = 640.500
nah ketika pembayaran di bulan berikutnya kurs yang dipakai adalah kurs bi 9.250..
yang jadi pertanyaan adalah..:
1. pengakuan untuk harga perolehan mesin tersebut adalah berdasarkan dpp faktur pajak atau dpp pada saat pembayaran
2. pengakuan untuk ppn masukan atas pembelian tersebut apakah berdasarkan ppn pada faktur pajak atau ppn pada saat pembayaran.
3. apakah diakui adanya pekiraan selisih kurs pada transaksi tersebut…?? (kalo gak keberatan mohon jurnalnya rekan,,,) he2 thanks- Originaly posted by siaucu:
rekan2 misalnya ada pembelian mesin2 u kep pabrik senilai $700 nah di faktur pajak tertera dpp $700 dan ppn $ 70 dengan
Pada saat dibukukan kurs BI/kurs spot berapa?
Originaly posted by siaucu:nah ketika pembayaran di bulan berikutnya kurs yang dipakai adalah kurs bi 9.250..
Ini kurs pajak atau kurs BI?
- Originaly posted by begawan5060:
Ini kurs pajak atau kurs BI?
kurs bi pak…
Originaly posted by begawan5060:Pada saat dibukukan kurs BI/kurs spot berapa?
nah, justru ini yang ditanyakan pak,,. apakah yang dibukukan itu dpp menurut fp(kurs kmk 9.150) atau dpp menurut pembayaran(kurs bi 9.250)..??
- Originaly posted by siaucu:
nah, justru ini yang ditanyakan pak,,. apakah yang dibukukan itu dpp menurut fp(kurs kmk 9.150) atau dpp menurut pembayaran(kurs bi 9.250)..??
Lho kok balik tanya…., he..he..he
Seharusnya contoh kasusnya begini :
Di beli tgl 10-1-2010 mesin = $ 700 kurs BI =…..; kurs pajak =……
Dibayar lunas Tgl 20-11-2010 kurs BI =…..
Jadi harus diketahui kurs BI saat beli, kus BI saat pelunasan, dan kurs pajak saat penerbitan FP… sewaktu dibeli tidak diketahui kurs bi nya pak , yang ada cuman kurs pajak, karena tagihannya dalam bentuk dollar semua… hehehe
- Originaly posted by siaucu:
sewaktu dibeli tidak diketahui kurs bi nya pak , yang ada cuman kurs pajak, karena tagihannya dalam bentuk dollar semua… hehehe
Kalo gitu nggak ngetung selisih kurs-nya dong, dan pencatatannya harus menggunakan kurs BI atau kurs realisasi/kurs spot..
Berarti waktu membukukan tidak dikonversikan ke IDR dulu? Apa diperkenankan?
bagaimana kalau misalnya kurs bi sewaktu membeli sama dengan kurs pajak 9.150..?? thanks
- Originaly posted by siaucu:
bagaimana kalau misalnya kurs bi sewaktu membeli sama dengan kurs pajak 9.150..?? thanks
Kemungkinan bisa terjadi, tetapi nanti tidak indah bahasannya, kita ambil misal saja sebesar 9.100 ya?
Harga perolehan dibukukan sebesar = $ 700 X 9.100 = 6.370.000
PPN Masukan = 10% X $ 700 X 9.150 = 640.500
Pelunasan = $ 700 X 9.250 = 6.475.000
Jumlah yg harus dibayar = 6.475.000 + 640.500 = 7.115.500
Rugi selisih kurs = 6.475.000 – 6.370.000 = 105.000Jurnal :
(D) Pembelian mesin = 6.370.000
(D) PPN Masukan = 640.500
(K) Utang Dagang = 7.010.500Pelunasan :
(D) Utang Dagang = 6.370.000
(D) Utang PPN = 640.500
(D) Selisih kurs = 105.000
(K) Kas = 7.115.500 Catatan : $1 = 9.250 adalah kurs realisasi
Harga perolehan mesin = 6.370.000- Originaly posted by siaucu:
sewaktu dibeli tidak diketahui kurs bi nya pak , yang ada cuman kurs pajak, karena tagihannya dalam bentuk dollar semua… hehehe
waduh… kasus yg aneh, beli kok gak tau kursnya berapa… kan gampang rekan siaucu…
tinggal lihat, anda catat/bukukan pembelian tsb tgl berapa, lalu cari kurs bi tgl tsb brp… beres kan…
pantesan pak bega bingung… he3…Originaly posted by begawan5060:Berarti waktu membukukan tidak dikonversikan ke IDR dulu? Apa diperkenankan?
sebenarnya boleh juga kan pak bega, jika dapat izin pembukuan usd… he3…
tp dr kasus di atas ada pelunasan pake kurs bi, berarti pembukuan bukan usd toh…
salam. - Originaly posted by ktfd:
sebenarnya boleh juga kan pak bega, jika dapat izin pembukuan usd… he3…
Di Malang maupun di Jogja, yang namanya sudah diijinkan berarti diperkenankan…he..he..he
Tumben malem-malem mampir? nggak nglencer tah? - Originaly posted by begawan5060:
Tumben malem-malem mampir? nggak nglencer tah?
he3… yo sak sempete pak bega, mau malem kek sore kek isuk kek… lak ngono toh kek… he3…
salam tokek. Hai Rekan-rekan,
Saya juga mengahadapi masalah ini. Pencatatan kami belum sempurna untuk kasus seperti ini,
Saat Buka PO tetap dalam dollar, namun pencatatan dilakukan seperti sbb:
menggunakan kurs tengah BISaat Barang datang, maka :
D. Suspend Account Asset (diberi nomor Asset)
D. PPN Masukan (Kurs KMK)
C. Taksiran Hutang SupplierSaat hari dilakukan Pembayaran
(i). Disesuaikan nilai Assetnya.
D/C Suspend Account Asset
D/C Taksiran Hutang Supplier(ii). Dibalik Taksiran Hutang Supplier menjadi Hutang Supplier
D Taksiran Hutang Supplier
C Hutang Supplier(iii). Pembayaran
D. Hutang Supplier
C. Bank(iv) Balik Suspend Account Asset menjadi Asset.
D. Asset
C. Suspend Account Asset.Jadinya ribet dan juga, kelemahan lainnya adalah penyusutan, tidak dilakukan mulai saat barang datang melainkan saat barang dibayar.
Ada saran dari rekan sekalian? akan sangat membantu.