Forum Ortax › Forums › PPh Pemotongan/Pemungutan › Pembelian Barang Tanpa PPn dan Menjual BKP tersebut dengan PPn
Pembelian Barang Tanpa PPn dan Menjual BKP tersebut dengan PPn
Misalkan PT. A beli BKP dari suatu perusahaan/ PT. B yang tidak bersedia menerbitkan PPn terhadap BKPnya, lalu kita Jual BKP tersebut ke Pihak Lain /PT. C dengan mengenakan PPn melalui penerbitan FPS Pajak keluaran. Bila PT. A menyetor PPn yang dipungut dari PT. C secara benar melalui mekanisme perpajakan PPn, apakah ada resiko PPn atau secara Fiskal bagi PT. A terhadap transaksi pembelian Barang/BKP dari PT. B. Dalam hal ini PT. A tidak mempermasalahkan tentang cashflow apabila tidak ada FPS PMnya.
terimakaasih.tentu tidak rekan sormin.
hanya akan menyebabkan cost produk jadi tinggi dan keuntungan jadi kecilsalam
maaf maksud saya rekan Fsormin
Salam
- Originaly posted by hanif:
tentu tidak rekan sormin.
hanya akan menyebabkan cost produk jadi tinggi dan keuntungan jadi kecilBeli barang ke yang bukan PKP pasti gak ada PPN-nya dan itu TIDAK ADA MASALAH (beli barang tanpa PPN)
Cuma seperti yang ditegaskan oleh rekan Hanif, kalo PT. A sudah PKP, jelas2 rugi coz pasti PPN Masanya selalu kurang bayar sedangkan waktu jual harus ditambah PPN alhasil nilai jual lebih mahal donk…
Tapi kalo merujuk ke iklan DJP "Beli barang tanpa PPN itu berarti Black Market" (hee…he)
wassalam
wah… maksudnya black market itu apa hea.a..a. maklum kurang gaul eha.a..a
Artinya kalau secara rela suatu perusahaan atau dalam hal ini PT. A membeli barang tanpa PPn PM dan memungut PPn PK serta melaporkannya 100% terhadap PPn Yang dipungut, maka secara perpajakan tidak ada resiko yang timbul ke PT. A kira-kira begitu ya.. baik secara PPN maupun secara Badan.. benar kan..
Bisa dijelaskan tidak… mengapa Cost bisa lebih tinggi bila tidak dikenakan PPn, kan tetap kita catat 100% biaya yang ditimbulkannya. Sepanjang perusahaan bersedia membayar terlebih dahulu PPN PK dari perusahaan kan tidak masalah. Biaya yang tampa PPn tersebut… tetap diakui secara fiskal kan???
- Originaly posted by Fsormin:
mengapa Cost bisa lebih tinggi bila tidak dikenakan PPn
Wahh… ini pembahasan yang menarik. Jadi inget waktu saya debat dgn dosen saya
Mungkin begini yach…
Manajemen PPN (terutama PK) adalah terkait dengan manajemen cashflow. PPN Keluaran memang awalnya dana kas masuk/titipan dari klien (kita pungut) tetapi pada umumnya di "pers. bermodal kecil" PPN Keluaran ini akan diputar dulu coz masih ada waktu tanggal 1 – 15 tiap bulan misalnya untuk bayarin barang dulu/hal lainnya. Baru ketika akhir2 batas waktu (pas tgl 15) baru dibayar.Kalo seandainya waktu PK di-offset dgn PM (asumsi tidak ada) maka PK tsb akan 100 % kita bayar dan otomatis menyedot cashflow yang cukup besar sehingga berakibat cashflow terganggu. Coba bayangkan apabila kita offset dengan PM, tentunya pembayaran PPN tidak akan terlalu besar. bukan ?
Selanjutnya untuk menutupi kebutuhan cashflow yang kurang tsb pastinya akan HUTANG baik ke pemegang saham atau pihak lain. Kalo seandainya biaya (bunga) cukup besar maka jalan satu-satunya yach paling memperbesar margin keuntungan yang otomatis menaikkan harga penjualan..
Waktu saya debat dengan dosen saya (peace bu Warwin !), ujung2nya adalah "mana nasionalisme kamu" artinya dengan membeli barang yang ada PPN-nya berarti membantu mengisi kas negara (huuu…huu !! sok idealis yach…)
Demikian. Maav ini cuma pendapat pribadi dan mohon tanggapannya..
trims
mo tanya :
W beli kapas dari petani dgn harga 100, tidak ada PK n PM
X beli benang dari W (bkn PKP) dgn harga 300, tidak ada PK n PM
CV Y beli kain dari X (bkn PKP) dgn harga 500, tidak ada PK n PM
PT Z beli baju dari CV Y (bkn PKP) dgn harga 1000, tidak ada PK n PM
Mano beli baju dari PT Z (PKP) dgn harga 1650, termasuk PK = 150, tidak ada PMsiapa yang dirugikan?
- Originaly posted by wannabewongkpp:
siapa yang dirugikan?
yang rugi dalam transaksi yg berkaitan dgn PPN adalah konsumen akhir (kita2 juga)…atau malah rekan wannabewongkpp yg rugi coz udah cape2 bikin ilustrasi soal.
hhee..hee
Sesuai dengang mekanisme Pemungutan PPN kalau barang tersebut merupakan barang kena pajak/jasa kena pajak kalau si produsen atau si pemberi jasa bukan pengusaha kena pajak yang ngak punya kewajiban memungut PPN/ menerbitkan faktur pajak, malah kalo bukan PKP menerbitkan faktur pajak malah sanksi2nya lebih berat, kalo PT Z sebagai PKP menjual tidak memungut PPN dan menyetorkan serta melaporkan PPN atas penjualan tersebut mk sanksinya pun lebih berat, jadi dalam hal ini sebenarnya sih ngak ada yang dirugikan emang udah peraturannya spt itu.
- Originaly posted by ayrus_alfayed@yahoo.com:
yang rugi dalam transaksi yg berkaitan dgn PPN adalah konsumen akhir (kita2 juga)
tujuan PPN itu klo kata dosen saya dulu, pajak atas konsumsi. Jadi wajar dong, kita mau mengkonsumsi pakaian dikenakan PPN. Kalau kita merasa rugi, jangan mengkonsumsi pakaian tersebut.
Justru, kalau harusnya kena PPN tapi ga dikenakan PPN itu namanya tidak wajar dan negara dirugikan.Piss…
- Originaly posted by wannabewongkpp:
kalau harusnya kena PPN tapi ga dikenakan PPN itu namanya tidak wajar dan negara dirugikan
dijawab sendiri pertanyaan-nya yach ??..berarti ngetes nihhh !!
Cuma masalahnya PPN terkait dgn PKP. Kalo penjualannya gak jual PPN karena bukan PKP, apakah salah kita beli tanpa PPN ?
Jika PT. A yang telah disebutkan diatas beli Barang dari LN katakanlah Singapore C Ltd. dimana C Ltd. tidak mengenakan PPN karena bukan didaerah pabean.
Agar PT. A mendapatkan PPN masukan bagaimana caranya?
Karena barang itu dijual ke PT. B dengan memungut PPN.- Originaly posted by ayrus_alfayed@yahoo.com:
Cuma masalahnya PPN terkait dgn PKP. Kalo penjualannya gak jual PPN karena bukan PKP, apakah salah kita beli tanpa PPN ?
di comment saya kan kata2nya, "kalau harus kena PPN", kira2 suatu transaksi kena PPN itu syaratnya apa aja rekan ayrus?
Piss n Tq.