Forum Ortax › Forums › PPN dan PPnBM › Penerbitan Faktur Pajak Standar
Penerbitan Faktur Pajak Standar
Dear all…
sbg Pendtng Baru di ORTax, masih Abu2 soal Pajak,
Masalahx begini,
1. kebiasaan Klien khan minta Faktur Pajak nya diterbitkan sebelum JKPnya dibyr, yg jadi Masalah kalo byrnya tahun depan, yg repot khan PKP!!
ada nda aturan yg bs jd patokan ato acuan aku sbg PKP, bahwa Faktur Pajak hanya boleh diterbitkan pada saat JKP/BKP LUNAS!!2. Klien aku minta Faktur Pajaknya DIGANTI, soalnya Nilainya berubah jd Nambah padahal PPN nya udah aku byr bulan Juni kemarin, gimana dong?
Mohon saran/batuannya segera ya…! kalo bisa saran/jwbnnya kirim ke alamat ini aja -> cioswa@yahoo.co.id (soalnya butuh bgt)
PER 159 2006
Pasal 2(1)Faktur Pajak Standar harus dibuat paling lambat:
a. pada akhir bulan berikutnya setelah bulan terjadinya penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dalam hal pembayaran diterima setelah akhir bulan berikutnya setelah bulan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak;
b. pada saat penerimaan pembayaran dalam hal pembayaran terjadi sebelum akhir bulan berikutnya setelah bulan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak;
c. pada saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak;
d. pada saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan; atau
e. pada saat Pengusaha Kena Pajak rekanan menyampaikan tagihan kepada Bendaharawan Pemerintah sebagai Pemungut Pajak Pertambahan Nilai.Dear Umy,
PER-159/PJ./2006 Pasal 2 (1)
Faktur Pajak Standar harus dibuat paling lambat:
a. Pada akhir bulan berikutnya setelah bulan terjadinya penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dalam hal pembayaran diterima setelah akhir bulan berikutnya setelah bulan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak;
b. Pada saat penerimaan pembayaran dalam hal pembayaran terjadi sebelum akhir bulan berikutnya setelah bulan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak;
c. Pada saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak;
d. Pada saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan; atau
e. Pada saat Pengusaha Kena Pajak rekanan menyampaikan tagihan kepada Bendaharawan Pemerintah sebagai Pemungut Pajak Pertambahan Nilai.Jadi intinya untuk pembuatan faktur pajak paling lama akhir bulan berikutnya setelah penyerahan BKP/JKP atau setelah pelunasan BKP/JKP, mana yang lebih dahulu.
2. Dibuat Faktur Pajak Penganti dengan kode Faktur 011, dan pajak yang sudah dilaporkan dibuat pembetulan, disetor kurang bayarnya, lalu dilaporkan kembali.
Rata2 Penerbitan dilakukan setelah ada Pembyran….
hmm…berarti Halal dong ya..kalo aku TOLAK permintaan Klien yg Minta Faktur Pajak sblm JKP dibyr?baiklah…baiklah…) kalo kode 011 aku tau, tp klien yg pernah minta dibetulin (ganti Tgl) Fakturnya malah minta diterbitkan Nomor baru!
- Originaly posted by umy:
Rata2 Penerbitan dilakukan setelah ada Pembyran….
hmm…berarti Halal dong ya..kalo aku TOLAK permintaan Klien yg Minta Faktur Pajak sblm JKP dibyr?betul rekan umy,klo perlu klien anda diminta buka PER 159 tersebut rekan Umy,atau diminta gabung Ortax aja:p. he2
- Originaly posted by umy:
hmm…berarti Halal dong ya..kalo aku TOLAK permintaan Klien yg Minta Faktur Pajak sblm JKP dibyr?
ia ini bisa… tapi perlu diingat batas terbit nya faktur paling lambat akhir bulan berikutnya, jadi mesti belum lunas pembayaranya jika sudah masuk bulan berikutnya Faktur harus tetap diterbitkan, jika tidak maka PKP bisa dianggap tidak menerbitkan faktur dan pasti kena sanagsi.
wasalam
okay…tengkyu ya…) besok diskusinya ta lanjutin lagi ya…..
kalo udah DP mah ga jd Masalah, tp… rata2 klien tuch minta INVOICE beserta Faktur Pajak (dikirim bersamaan) jd otomatis PKP blm terima Duit neh, invoice khan br terbit
iya sech
Jika pengiriman barang di lakukan terlebih dahulu maka, PKP penjual wajib menerbitkan faktur pajak standart nya paling lambat akhir bulan berikutnya..
berdasarkan PER 159 di sebutkan jika pengiriman di lakukan terlebih dahulu maka pengiriman lah yang di jadikan patokan, tidak peduli cust nya sudah bayar ato belum.
Mohon koreksi.ia ini bisa… tapi perlu diingat batas terbit nya faktur paling lambat akhir bulan berikutnya, jadi mesti belum lunas pembayaranya jika sudah masuk bulan berikutnya Faktur harus tetap diterbitkan, jika tidak maka PKP bisa dianggap tidak menerbitkan faktur dan pasti kena sanagsi.
tanggapan :
kalo udah DP mah ga jd Masalah, tp… rata2 klien tuch minta INVOICE beserta Faktur Pajak (dikirim bersamaan) jd otomatis PKP blm terima Duit neh, invoice khan br terbit
so…gimana donk!?
kalau klien tetap minta faktur dibuat bersamaan dengan invoice, buat kesepakatan saja bahwa klien harus bersedia membayar minimal sebesar PPN terhutang dulu.