Media Komunitas
Perpajakan Indonesia

Forum Ortax Forums PPh Badan penghasilan yang diakui sebelum difakturkan

  • penghasilan yang diakui sebelum difakturkan

     Ranti Puspita sari updated 2 years, 9 months ago 6 Members · 26 Posts
  • hanif

    Member
    25 June 2012 at 12:56 pm

    SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
    NOMOR : SE – 50/PJ/2011

    TENTANG

    PENEGASAN SAAT PENYERAHAN
    BARANG KENA PAJAK DAN/ATAU JASA KENA PAJAK
    SEBAGAI DASAR SAAT TERUTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
    DAN SAAT PEMBUATAN FAKTUR PAJAK

    DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

    Dalam rangka memberikan kepastian hukum dan pemahaman yang sama berkaitan dengan saat pembuatan Faktur Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak sesuai dengan ketentuan dalam perundang-undangan perpajakan, dengan ini dijelaskan dan ditegaskan hal-hal sebagai berikut:
    1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009 (Undang-Undang PPN), antara lain mengatur bahwa:

    Pasal 11 ayat (1) huruf a dan huruf c, terutangnya pajak terjadi pada saat penyerahan Barang Kena Pajak dan pada saat penyerahan Jasa Kena Pajak. Selanjutnya dalam memori penjelasannya ditegaskan bahwa pemungutan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah menganut prinsip akrual, artinya terutangnya pajak terjadi pada saat penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak meskipun pembayaran atas penyerahan tersebut belum diterima atau belum sepenuhnya diterima atau pada saat impor Barang Kena Pajak.
    Pasal 11 ayat (2), dalam hal pembayaran diterima sebelum penyerahan Barang Kena Pajak atau sebelum penyerahan Jasa Kena Pajak atau dalam hal pembayaran dilakukan sebelum dimulainya pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud atau Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean, saat terutangnya pajak adalah pada saat pembayaran.
    Pasal 13 ayat (1) huruf a dan huruf b, Pengusaha Kena Pajak wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap penyerahan Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a atau huruf f dan/atau Pasal 16D dan penyerahan Jasa Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c. Selanjutnya dalam memori penjelasannya ditegaskan bahwa Faktur Pajak tidak perlu dibuat secara khusus atau berbeda dengan faktur penjualan. Faktur Pajak dapat berupa faktur penjualan atau dokumen tertentu yang ditetapkan sebagai Faktur Pajak oleh Direktur Jenderal Pajak.
    Pasal 13 ayat (1a) huruf a, Faktur Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibuat pada saat penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak.

    2. Prinsip akrual sebagaimana dimaksud dalam penjelasan Pasal 11 ayat (1) Undang-Undang PPN tersebut di atas mencerminkan bahwa penentuan saat terutangnya pajak atas penyerahan barang dan penyerahan jasa dalam Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai sejalan dengan norma dalam prinsip akuntansi yang berlaku umum.
    Dalam prinsip akuntansi yang berlaku umum, penyerahan barang dianggap telah terjadi apabila risiko dan manfaat kepemilikan barang telah berpindah kepada pembeli dan jumlah pendapatan dari transaksi tersebut dapat diukur dengan handal. Demikian juga dengan penyerahan jasa diakui pada saat pendapatan atas penyerahan jasa tersebut telah dapat diestimasi atau diukur dengan handal. Dalam sistem akrual, pendapatan atau piutang diakui pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa melihat apakah atas transaksi tersebut telah dibayar ataupun belum dibayar. Pengakuan pendapatan atau pencatatan piutang dicerminkan dengan penerbitan invoice/faktur penjualan yang sekaligus menjadi dokumen sumber dan sebagai dasar pencatatan pengakuan pendapatan atau pencatatan piutang.
    3. Selaras dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan kelaziman dalam praktek bisnis dengan memperhatikan substansi penjelasan dalam Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai maka saat penyerahan Barang Kena Pajak dan saat penyerahan Jasa Kena Pajak dapat dijabarkan sebagai berikut:
    a. Saat penyerahan Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada butir 1 huruf a berlaku ketentuan sebagai berikut:
    1) untuk penyerahan Barang Kena Pajak berwujud yang menurut sifat atau hukumnya berupa barang bergerak, terjadi pada saat:
    a) Barang Kena Pajak berwujud tersebut diserahkan secara langsung kepada pembeli atau pihak ketiga untuk dan atas nama pembeli;
    b) Barang Kena Pajak berwujud tersebut diserahkan secara langsung kepada penerima barang, untuk pemberian cuma-cuma, pemakaian sendiri, dan penyerahan dari pusat ke cabang atau sebaliknya dan/atau penyerahan antarcabang;
    c) Barang Kena Pajak berwujud tersebut diserahkan kepada juru kirim atau pengusaha jasa angkutan; atau
    d) harga atas penyerahan Barang Kena Pajak diakui sebagai piutang atau penghasilan, atau pada saat diterbitkan faktur penjualan oleh Pengusaha Kena Pajak, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten.
    2) untuk penyerahan Barang Kena Pajak berwujud yang menurut sifat atau hukumnya berupa barang tidak bergerak, terjadi pada saat penyerahan hak untuk menggunakan atau menguasai Barang Kena Pajak berwujud tersebut, secara hukum atau secara nyata, kepada pihak pembeli.
    3) untuk penyerahan Barang Kena Pajak tidak berwujud, terjadi pada saat:
    a) harga atas penyerahan Barang Kena Pajak tidak berwujud diakui sebagai piutang atau penghasilan atau pada saat diterbitkan faktur penjualan oleh Pengusaha Kena Pajak, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten; atau
    b) kontrak atau perjanjian ditandatangani atau saat mulai tersedianya fasilitas atau kemudahan untuk dipakai secara nyata, sebagian atau seluruhnya, dalam hal saat sebagaimana dimaksud pada huruf a) tidak diketahui.
    b. Saat penyerahan Jasa Kena Pajak sebagaimana dimaksud pada butir 1 huruf a terjadi pada saat:
    1) harga atas penyerahan Jasa Kena Pajak diakui sebagai piutang atau penghasilan atau pada saat diterbitkan faktur penjualan oleh Pengusaha Kena Pajak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten;
    2) kontrak atau perjanjian ditandatangani, dalam hal saat sebagaimana dimaksud pada angka 1) tidak diketahui; atau
    3) saat mulai tersedianya fasilitas atau kemudahan untuk dipakai secara nyata, baik sebagian atau seluruhnya, dalam hal pemberian cuma-cuma atau pemakaian sendiri Jasa Kena Pajak.
    4. Sehubungan dengan hal-hal tersebut diatas, dengan ini ditegaskan bahwa Pengusaha Kena Pajak wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak pada saat:

    penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak sesuai dengan ketentuan pada butir 3 huruf a dan huruf b di atas; atau
    penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak.

    5. Di samping itu, perlu juga diperhatikan ketentuan mengenai saat pembuatan Faktur Pajak dalam hal-hal tertentu, yaitu:

    pada saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan, sehubungan dengan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang diselesaikan dalam suatu masa tertentu, misalnya penyerahan jasa pemborong bangunan; atau
    pada saat Pengusaha Kena Pajak Rekanan Pemerintah menyampaikan tagihan, sehubungan dengan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak kepada Pemungut PPN Bendahara Pemerintah.

    6. Dalam hal satu faktur penjualan diterbitkan untuk mencatat atau mengakui beberapa kali pengiriman barang yang sesuai dengan dokumen pengiriman barang (delivery order), atas penyerahan barang tersebut dapat diterbitkan satu Faktur Pajak, baik dalam bentuk Faktur Pajak atau faktur penjualan (dalam hal faktur penjualan berfungsi sebagai Faktur Pajak). Penerbitan faktur penjualan tersebut adalah sebagai dasar pengakuan piutang atau pencatatan penghasilan bagi Pengusaha Kena Pajak Penjual dan harus dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan dilakukan secara konsisten.
    7. Contoh saat pembuatan Faktur Pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak dan penyerahan Jasa Kena Pajak adalah sebagaimana disajikan dalam Lampiran Surat Edaran ini.

    Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, serta disebarluaskan dalam wilayah kerja Saudara masing-masing.

    Ditetapkan di Jakarta
    pada tanggal 3 Agustus 2011
    Direktur Jenderal,

    ttd.

    A. Fuad Rahmany
    NIP 195411111981121001

    Tembusan:

    Sekretaris Direktorat Jenderal Pajak;
    Para Direktur dan Tenaga Pengkaji di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak;
    Kepala Pusat Pengolahan Data dan Dokumen Perpajakan.

  • semoga

    Member
    25 June 2012 at 1:43 pm

    terima kasih rekan hanif..

    jadi jika data pendukung tidak berupa invoice namun hanya memorial internal saja bolehkah tidak menerbitkan faktur pajak..?
    Mungkin rekan starter ingin mencoba mengalokasikan pendapatan pada bulan tertentu namun belum melakukan penagihan

    Menurut rekan hanif & ortax boleh ?

    karena jika tidak salah kutip…

    Originaly posted by hanif:

    Pengakuan pendapatan atau pencatatan piutang dicerminkan dengan penerbitan invoice/faktur penjualan yang sekaligus menjadi dokumen sumber dan sebagai dasar pencatatan pengakuan pendapatan atau pencatatan piutang.

  • hanif

    Member
    25 June 2012 at 2:40 pm
    Originaly posted by semoga:

    terima kasih rekan hanif..

    jadi jika data pendukung tidak berupa invoice namun hanya memorial internal saja bolehkah tidak menerbitkan faktur pajak..?

    boleh saja.

    Originaly posted by semoga:

    Mungkin rekan starter ingin mencoba mengalokasikan pendapatan pada bulan tertentu namun belum melakukan penagihan

    kasusnya beda.
    penghasilan dibukukan di januari 2012-april 2012, tapi invoice dan faktur pajak keluar dibulan mei 2012.

    Salam

  • hanif

    Member
    25 June 2012 at 2:42 pm
    Originaly posted by hanif:

    Originaly posted by semoga:
    terima kasih rekan hanif..

    jadi jika data pendukung tidak berupa invoice namun hanya memorial internal saja bolehkah tidak menerbitkan faktur pajak..?

    boleh saja.

    Originaly posted by semoga:
    Mungkin rekan starter ingin mencoba mengalokasikan pendapatan pada bulan tertentu namun belum melakukan penagihan

    kasusnya beda.
    penghasilan dibukukan di januari 2012-april 2012, tapi invoice dan faktur pajak keluar dibulan mei 2012.

    Salam

    upss…salah…

    Salam

  • hanif

    Member
    25 June 2012 at 2:45 pm

    Maaf salah baca.
    Untuk kasus pekerjaan konstruksi yang menggunakan termin dalam pembayaran, perusahaan bisa saja mengakui penghasilan sesuai dengan progress, namun faktur pajak baru diterbitkan pada saat pembayaran termin dilakukan.

    Salam

  • hanif

    Member
    25 June 2012 at 2:48 pm

    Pengecualian dalam penerbitan FP tersebut hanya mungkin dilakukan dalam kasus pekerjaan yang menggunakan termin dalam pembayarannya.

    Salam

  • semoga

    Member
    25 June 2012 at 2:53 pm
    Originaly posted by htaslim:

    penghasilan dibukukan di januari 2012-april 2012, tapi invoice dan faktur pajak keluar dibulan mei 2012.
    Tahun buku perusahaan Mei 2011 – April 2012.

    jadi untuk kasus ini tidak salah donk…

    jan 2012 s/d apr 2012, tapi invoice dan faktur pajak dikeluarkan pada bulan mei 2012 karena pembayaran mei 2012 (asumsinya)

    begitukah rekan hanif..?

  • hanif

    Member
    25 June 2012 at 3:06 pm
    Originaly posted by semoga:

    jadi untuk kasus ini tidak salah donk…

    salah.
    Sebab, kasusnya bukan jasa konstruksi.

    Salam

  • hanif

    Member
    25 June 2012 at 3:07 pm
    Originaly posted by hanif:

    salah.
    Sebab, kasusnya bukan jasa konstruksi.

    Salam

    maksud saya, jasa yang diberikan bukan jenis pekerjaan yang menghendaki penggunaan termin dalam pembayaran.

    Salam

  • semoga

    Member
    25 June 2012 at 3:14 pm

    terima kasih rekan hanif..

  • Ranti Puspita sari

    Member
    29 August 2022 at 10:45 am

    kemudian pengakuan PPn nya seperti apa ?

    Mohon penjelasannya

Viewing 16 - 26 of 26 posts

Original Post
0 of 0 posts June 2018
Now