Forum Ortax › Forums › Lain-lain › Per 24/PJ/2008 Tidak Perlu Lapor SPT Tahunan 21 lagi ?
Per 24/PJ/2008 Tidak Perlu Lapor SPT Tahunan 21 lagi ?
Kalau SPT Tahunan PPh 21 untuk tahun pajak 2008 tidak diperlukan lagi, wah terpaksa deh koreksi SPT masa PPh 21 nya, itulah kalau peraturan diberlakukan surut ….
Kalo emang bener tidak ada lagi, bgmn dengan bukti pemotongan PPh 21nya (1721-A1) krn dalam mengisi SPT Tahunan OP harus ada bukti pemotongannya? maklum hanya dapat bukpot pada akhir tahun.
Sy pikir SPT 1721 tak akan dihilangkan, krn DItjen Pajak akan kehilangan salah satu alat kontrol pemenuhan kewajiban wp.
Kalo bener dihapus yaa..syukur siih…he..he..Saya juga berpikir bahwa SPT 1721 tak akan dihilangkan tetapi hanya ganti baju menjadi SPT Tahunan OP yang datanya nanti akan diupdate dari SPT 1721 dimana disitu sangat keliatan OP yg penghasilannya sesuai perhitungan pajak dikenakan PPh [dalam hal ini sesuai program eksentifikasi NPWP], sedangkan bukti adanya pemotongan adalah lewat SSP yg jumlahnya udah dihitung oleh pemotong, jika demikian ya selaku pemotong PPh 21 siap-siap lagi tambah kerjaannn.
Saya pikir selama ini SPT tahunan Ps.21 menjadi tong sampah tempat koreksi, he he..
Ya kita berdoa saja,..sejujurnya kalau spt tahunan21 dihilangkan merupakan hal yang menggembirakan bagi kita semua menurutku.
Oke kita liat aja apa perkembangannya ke depankalo temen2x sdh pernah jadi karyawan bagian perpajakan pasti ngak setuju kalo SPT PPh Ps.21 tahunan dihilangkan, karena sdh ngak punya tempat utk koreksi lagi, he he ..
wah kalau dihilangkan alamat tidak dapet uang lembur nih
nunggu kelar UU PPh di DPR dulu kayaknya
dihilangkannya SPT tahunan 21 dimaksudkan untuk memicu WP menghitung pajak penghasilannya setiap bulan dengan benar, karena kita tidak bisa memungkiri kadang ada Wajib pajak yang melapor pph 21 masa sama setiap bulannya (tanpa menghitung kewajiban setiap bulan) dan mereka beranggapan toh di akhir tahun kerkurangannnya dapat dibayar lewat SPT Tahunan 21.
jika tidak ada maka diakhir tahun jika dilakukan equalisasi dengan biaya gaji ternyata selisih maka WP akan diminta untuk membetulkan SPT masa, dan itu efeknya akan menjadi denda 2% per bulan.
saya rasa maksud DJP arahnya kesana..benar sekali pendapat yuni,..saya setuju arah DJP sebenarnya ke arah sana. Selama ini WP kan selalu membayar nilai PPh21 dengan nilai yang tetap / flat padahal harusnya tidak bukan? karena bisa saja ada pegawai yang dapat tunjangan kerajinan, fee dll pada bulan berjalan.
Jadi arah dari DJP saya lihat seperti yang dikatakan yuniKayaknya aturan itu gk jadi yaa??
tapi coba deh perhatiin pasal 3 ayat (2) per 24 tsb bunyinya kurang lebih "dalam hal wajib pajak menyampaikan spt tahunan pajak penghasilan dengan menggunakan formulir 1770 SS maka formulir 1721-A1 dan/atau 1721-A2 merupakian bagian yang tak terpisahkan…." nah loh… jd gmn yah spt pph 21 masih ada / tidak ?
ya memang arahnya spt disebutkan sdr. yuniwidyanto di atas..Tapi byk kok sudah dari dulu perusahaan yg menghitung bulanan scr real penghasilan yg diterima.Sehingga januari mrk udah bs kasih bukti potong ke pegawainya(Form 1721-A1).
Dan yg perlu diingat bhw tgl bukti potong(1721-A1), seharusnya paling lambat tgl 31 Desember thn Pajaknya, byk yg salah kaprah dengan membuat tgl 1721-A1 tgl sesuai laporan yg biasanya Maret thn berikutnya.UU PPh yang baru memang sampe saat ini belum disahkan, klu melihat filosofinya memang pengenaan PPh Pasal 21 harusnya secara bulanan tidak tahunan sehingga tidak dimungkinkan lagi perusahaan menahan pajak karyawan untuk pelaporan akhir tahun(SPT Tahunan), menurut saya npwp karyawan bertujuan meningkatkan tax ratio kita dan hal itu bermanfaat lain jika karyawan ybs mempunyai pekerjaan lain sbg karyawan juga dan draft UU PPh yang baru menyebutkan pengenaan pajak yang lebih tinggi 20% bagi OP yang belum meiliki NPWP