Forum Ortax › Forums › PPh Pemotongan/Pemungutan › Siapa yang berkewajiban memotong ? & rafaksi
Siapa yang berkewajiban memotong ? & rafaksi
Rekan Ortax mohon masukannya.
1. Pihak Supermarket membebankan biaya ke PT A sebagai distributor PT B (semua tagihan dan faktur atas nama PT A) kemudian PT A menagih kembali atas biaya tersebut ke PT B sbg principal. yang ingin saya tanyakan :
– PT A tidak mau dipotong PPh23 oleh PT B atas biaya tersebut, alasannya dia yang akan langsung memotong PPh23 ke Supermarket tsb dan menyetor lsg ke kantor pajak, karena semua tagihan dan faktur atas nama PT A, shg PT B harus bayar penuh kepada PT A..apakah bukti potong dari PT A ke Supermarket dapat sbg dasar yang kuat bagai PT B bahwa transaksi tsb sudah dipotong oleh PT A, atau PT B harus tetap memotong juga thdp PT A ??
– transaksi tersebut adalah biaya rafaksi atas pembelian produk, apakah tarifnya 15% atau 2% ??Tks
biaya rafaksi itu apa ya rekan??
salam
biaya rafaksi itu semacam potongan pembelian, tujuannya stock yg ada dpt segera cair.
siapa yang berkewajiban memotong, dlm hal kasus diatas rekan ?
Assalamualaikum Wrwb,
Menurut saya jika PT A Menerbitkan Faktur Maka PT B Dipotong Oleh PT A Karena PT A Bertindak Selaku Penberi Jasa ( PT B Mendapat Bukti potong Dari dari PT A )…
Wasalamualaikum..
assalamualaikum wrwb,
Biaya Rafaksi itu adalah pemotongan (pengurangan) terhadap harga barang yang diserahkan karena mutunya lebih rendah daripada contohnya atau karena mengalami kerusakan dalam pengirimannya
Wassalamualaikim…
ikut nimrung ya……
solusinya:
1. Karena semua tagihan dan faktur atas nama PT A, maka PT A yg berkewajiban memotong, menyetor, melaporkan ke kpp dan memberikan bukti potong ke pihak Supermarket, karena bukti potong an Supermarket. Tetapi PT A menagih kembali atas biaya tersebut ke PT B sbg principal, shg PT B wajib memotong, menyetor, melaporkan ke kpp dan memberikan bukti potong ke PT A, karena bukti potong an PT A.2. Jika PT A tidak mau dipotong PPh23 oleh PT B atas biaya tersebut, maka PT A minta kepada pihak Supermarket supaya semua tagihan dan faktur diterbitkan atas nama PT B. Shg PT B wajib memotong, menyetor, melaporkan ke kpp dan memberikan bukti potong ke pihak Supermarket, karena bukti potong an Supermarket. Shg PT A tidak perlu memotong, menyetor, melaporkan ke kpp.
3. Klu tarifnya 2%.
mohon koreksinya
Tq
masalahnya PT A dalam menagih tidak menerbitkan faktur lagi..apa bisa bukti potong dari PT A ke pihak supermarket sbg dasar yg kuat bagi PT B bahwa transaksi tsb sudah dipotong ?? khan transaksinya antara PT A dng supermarket ?
Originaly posted by abcd:Biaya Rafaksi itu adalah pemotongan (pengurangan) terhadap harga barang yang diserahkan karena mutunya lebih rendah daripada contohnya atau karena mengalami kerusakan dalam pengirimannya
tarifnya 2% atau 15% ?? kalau 2% dianggap sebagai jasa apa ya ??
mohon masukan..tks
Ass….
Nimbrung Lagi Ya…..
Klo PT A Berbentuk badan Usaha Menurut saya Harus Menerbitkan Faktur sebagai JKP Dan Menerbitkan Bukti Potong Atas Jasa Angkut sebesar 2%…
TrimsWass…..
- Originaly posted by abcd:
masalahnya PT A dalam menagih tidak menerbitkan faktur lagi..apa bisa bukti potong dari PT A ke pihak supermarket sbg dasar yg kuat bagi PT B bahwa transaksi tsb sudah dipotong ?? khan transaksinya antara PT A dng supermarket ?
help me..
Originaly posted by abcd:Klo PT A Berbentuk badan Usaha Menurut saya Harus Menerbitkan Faktur sebagai JKP Dan Menerbitkan Bukti Potong Atas Jasa Angkut sebesar 2%…
bukan jasa angkut…tapi rafaksi..
- Originaly posted by tatie:
Originaly posted by abcd: masalahnya PT A dalam menagih tidak menerbitkan faktur lagi..apa bisa bukti potong dari PT A ke pihak supermarket sbg dasar yg kuat bagi PT B bahwa transaksi tsb sudah dipotong ?? khan transaksinya antara PT A dng supermarket ?
help me..
- Originaly posted by tatie:
– transaksi tersebut adalah biaya rafaksi atas pembelian produk, apakah tarifnya 15% atau 2% ??
Originaly posted by tatie:biaya rafaksi itu semacam potongan pembelian, tujuannya stock yg ada dpt segera cair.
melihat dari defenisi tersebut, saya tidak melihat ada objek PPh 23 disini.
sebab, tidak ada penyerahan jasa.Salam
transaksinya ribet amat… pake ada perpanjangan tangan (PT A).
memang transaksinya rafaksi… Tapi apakah rafaksi ada di dalam peraturan perpajakan sebagai objek Potput ??? Saya rasa tidak ada (seharusnya tidak ada, tapi fiskus akan menganggap pot/rafaksi tadi berupa hadiah/bonus alhasil potong 15%-paling apes).maksdunya A akan me-reimburs ke PT B bukan? karena tidak ada mark up harusnya tidak ada ppn atau pph, tapi akan lebih baik kalau tagihan dari supermarket tadi atas nama B (pasti ga mungkin/susah).
ruwet ya..
- Originaly posted by nanas:
memang transaksinya rafaksi… Tapi apakah rafaksi ada di dalam peraturan perpajakan sebagai objek Potput ??? Saya rasa tidak ada (seharusnya tidak ada, tapi fiskus akan menganggap pot/rafaksi tadi berupa hadiah/bonus alhasil potong 15%-paling apes).
ya..saya kira juga begitu..15% cukup besar..pihak distributor pasti juga akan teriak.
Originaly posted by nanas:maksdunya A akan me-reimburs ke PT B bukan? karena tidak ada mark up harusnya tidak ada ppn atau pph, tapi akan lebih baik kalau tagihan dari supermarket tadi atas nama B (pasti ga mungkin/susah).
ya betul..emang ribet..PT A langsung me-reimburs ke PT B dng lampiran tagihan dari pihak supermarket..dan PT A ngga mau dipotong pph dng alasan semua tagihan atas nama dia..jadi dia yg akan potong supermarket.
yang ingin saya tanyakan kira2..dng copy bukti potong dari PT A ke supermarket..bisa ngga sbg bukti (kalau diperiksa) buat PT B bahwa transaksi tsb sudah dipotong PPh, jadi kita bayar full ke PT A ?? tks
kalo berani (karena benar- hehehe) harusnya sih memang tidak ada potong pph, dan reimburs tadi bisa saja berupa fotokopi (lebih baik ada perjanjian sebelumnya dgn PT B, yah minimal memo lah)
untuk diperiksa sih maju terus sampe banding kalo perlu…. hehehe (kalo memang tidak mau potong pph)