JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, penerimaan pajak 2019 yang ditargetkan naik 10,4% menjadi Rp 1.572,3 triliun tak akan terpengaruh tahun politik. Pemerintah telah menyiapkan empat strategi untuk mengamankan target tersebut, yakni mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, memperkuat basis pajak, memanfaatkan data Automatic Exchange of Information, serta menyinergikan Ditjen Pajak dengan Ditjen Bea dan Cukai.

“Setiap tahun kan selalu ada tahun politik. Tahun ini ada 172 pilkada dan tahun depan pilpres. Meski ada perhelatan politik, kami tetap bekerja keras untuk mengumpulkan pajak dan menjaga APBN tetap aman,” kata Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta, Senin (20/8).

Dalam RAPBN 2019, penerimaan perpajakan dipatok Rp 1.781 triliun atau sekitar 83% dari total belanja negara.

Penerimaan tersebut meliputi penerimaan pajak Rp 1.572,3 triliun serta penerimaan kepabeanan dan cukai Rp 208,6 triliun. Target pajak tahun depan tersebut naik 10,4% dibanding target dalam APBN 2018 sebesar Rp 1.424 triliun. Sementara itu, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dipatok sebesar Rp 361,1 triliun.

Guna mengamankan target penerimaan tersebut, kata Sri Mulyani, pemerintah telah menyiapkan sejumlah strategi khusus. Pertama adalah mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan kuat, yang diharapkan mencapai minimal 5,3% tahun depan. Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, ekonomi Indonesia semester I-2018 terhadap semester I-2017 tumbuh 5,17%.

Strategi kedua, lanjut dia, adalah memperkuat basis pajak. Basis pajak akan bagus jika pertumbuhan ekonomi bagus, sehingga bisnis berkembang baik. “Dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat, kami berharap basis pajak pun menjadi lebih solid. Jadi, kami fokuskan bagaimana menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang bagus,” kata dia.

Strategi ketiga adalah menyinergikan Ditjen Pajak dengan Ditjen Bea dan Cukai. Strategi keempat, mengoptimalkan penggunaan basis data Automatic Exchange of Information (AEoI) pascaamnesti pajak.

Menkeu juga memaparkan bahwa kondisi ekonomi kini makin dinamis, baik global maupun domestik. Untuk itu, pemerintah tetap mewaspadai dan mengantisipasinya, agar target penerimaan pajak sesuai dengan skenario.

Dia juga menuturkan bahwa banyak kalangan mempertanyakan mengapa kenaikan target pajak selalu di atas pertumbuhan ekonomi. “Di situlah, pemerintah ingin menjaga keseimbangan. Di satu sisi kami optimalkan penerimaan pajak, namun momentum pertumbuhan ekonominya jangan terganggu,” tandas Menkeu.

Sumber: http://id.beritasatu.com/home/menkeu-target-pajak- tak-terpengaruh-tahun-politik/179489